Selo Bengongong (Dayak Tunjung)
Kantong Semar yang Karnivora
Sewaktu daun masih muda, Kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup.
Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora
karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika
sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan
lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang
sudah ia peroleh.
Bibir lubang kantung dilengkapi dengan
alat penipu. Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma
manis. Warna bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu
akan memikat dan membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat
akan tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam
(enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu
mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah menjadi
garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong Semar.
Tidak semua jenis Kantong Semar
memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi
Nepenthes mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap seperti N. albomarginata.
Ada pula species katung semar yang “vegetarian” alias tak suka
menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan dari tumbuhan yang
berada di atasnya (Nepenthes ampullaria). Bahkan ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes lowii).
Kantong Semar yang Semakin Langka
Kantong Semar termasuk tumbuhan yang
langka dan beberapa jenis (non hibrida) mendekati kepunahan. Dari 386
jenis fauna Indonesia yang terdaftar dalam kategori “terancam punah”
oleh IUCN, beberapa spesies Kantong semar berada di dalamnya. Bahkan
LIPI mengumumkan beberapa spesies Kantong semar (untuk menghindari
perburuan, nama spesiesnya dirahasiakan) sebagai tanaman paling langka
di Indonesia.
Karenanya tanaman ini dilindungi
berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Hayati dan Ekosistemnya. Juga peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Covention of International Trade in Endangered Species (
CITES) mengategorikannya dalam Appendix-1 (2 spesies) dan Appendix-2.
Kelangkaan Kantong Semar (Nepenthes) antara lain disebabkan oleh pembukaan hutan, kebakaran hutan, dan eksploitasi untuk kepentingan bisnis. Yang terkadang membuat saya
miris, konon, lantaran kekurangpahaman tidak sedikit masyarakat yang
mengeksploitasi Kantong Semar untuk kepentingan bisnis dengan
mengambilnya di alam bebas kemudian menjualnya dengan harga mulai dari
25 ribu rupiah. Sebuah harga yang sangat tidak sebanding dengan
kelangkaan flora ini.
0 komentar:
Posting Komentar